Setelah sekian banyak postingan berbahasa Jawa Kuno, kini saatnya disajikan postingan berbahasa Indonesia, judul aslinya adalah Prasasti dan Babad Pande (Mencari Jati Diri, Mengamalkan Bisama Bhatra Kawitan Menuju Ajeg Bali). Buku ini disusun oleh Pande Made Purna Jiwa, seorang warga Pande yang berasal dari Banjar Pande Mas Desa Budakeling Karangasem.
Buku ini beliau susun memang dipersembahkan kepada para semeton Pande dimana saja berada, untuk itu kami tetap mohon ijin menerbitkan kembali di Blog ini. Buku ini pertama kali luncurkan pada tanggal 26 September 2003, saat upacara pasupati “Prasasti Mpu Galuh dan Pande Capung Kamasan” di Pura Penataran Pande Budakeling, dimana beliau selaku sesepuh warga setempat. Dan pada saat peluncuran itu kami juga berkesempatan hadir dan memperoleh buku ini yang memang dibagikan secara gratis.
Mencari jati diri dimaksudkan oleh beliau adalah jati diri seorang Pande adalah punya keyakinan teguh, untuk membela dan mempertahankan kebenaran dan berani mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Walaupun prinsip tersebut bertentangan dengan kebijakan penguasa, yang bisa saja mengakibatkan penderitaan jasmani dan rohani bagi warga Pande. Sudah banyak semeton kita mengalaminya, yang tercatat mulai tahun 1911.
Mengamalkan bisama adalah melaksankan pedoman hidup yang diamanatkan oleh Bhatara Kawitan, kewajiban dan pantangan yang harus dilaksanakan oleh warga Pande. Melaksankan Dharma Kapandean, melaksanakan Brahma Sadana, berlandaskan Tri Kaya Parisudha.
Penerbitan buku ini sangat dibantu oleh banyak pihak, olehkarenanya Bapak Pande Made Purna Jiwa sangat berterimakasih kepada : Jro Mangku Ketut Subandi (alm) yang sudh begitu besar bantuannya, memberikan data-data, membantu terjemahan. Buku ini juga dapat diterbitkan karena banyak refrensi yang diberikan oleh Gedong Kirtya Singaraja dan Pusat Dokumentasi Kebudayaan Bali Denpasar.
disarikan dari :
Karya : Pande Made Purnajiwa
No comments:
Post a Comment